Kerjasama Program Studi D4 Perpustakaan Digital Fakultas Vokasi UM dengan Prodi D4 Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Kerjasama Program Studi D4 Perpustakaan Digital Fakultas Vokasi UM dengan Prodi D4 Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Jumat 20 Oktober 2023. Program Studi D4 Perpustakaan Digital melaksanaan kegiatan penandatangan dokumen kerjasama dengan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Dekanat Sekolah Vokasi Univesitas Diponegoro. Pada kegiatan kerjasama ini diikuti oleh Dekan Fakultas Vokasi Universitas Negeri Malang, Kepala Program Studi D4 Perpustakaan Digital, Unit Penjaminan Mutu FV, Unit bidang Kerjasama FV, Dosen Perpustakaan Digital, Tenaga Kependidikan, Dekan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Ketua Program Studi dan tim dosen D4 Informasi dan Humas. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pengembangan kurikulum yang relevan, penyelenggaraan dengan standar industri, peningkatan efisiensi operasional dan pengembangan koloborasi dan kemitraaan.

Kegiatan tersebut dimulai dengan sambutan dari kedua pihak. Pengenalan prodi dilakukan oleh Kepala Program Studi D4 Perpustakaan Digital dan pihak Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Pemaparan kerjasama dilakukan oleh kedua pihak, meliputi ruang lingkup kerjasama pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. Kegiatan tersebut menghasilkan kesepakatan kerjasama antara Prodi D4 Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang dengan Prodi D4 Informasi dan Humas Universitas Diponegoro.
Adanya kegiatan kerjasama tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak secara maksimal.

SDG 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
Pemetaan Dan Rekomendasi Terhadap Area Hijau Green Campus 2023

Pemetaan Dan Rekomendasi Terhadap Area Hijau Green Campus 2023

Masalah limgkungan dan energi merupakan hal vital yang selalu menjadi highlight di berbagai bidang. Salah satu hal yang diperhatikan oleh UM saat ini adalah mengenai program UM Green Campus melalui pemetaan area hijau (green area), pengaplikasian efisiensi energi (energy efficient appliances), dan implementasi bangunan cerdas (smart building).

Hal ini mendukung untuk kegiatan SDG 7 Energy and Climate Change memiliki beberapa indikator, salah satunya adalah Energy Efficient Appliances Usage (EC.1). Salah satu cara Energy Efficient Appliances Usage dengan mengurangi energi melalui  digerakkannya penggunaan ramah lingkungan melalui pemakaian lampu LED untuk menggantikan CFLs.

Green Campus menjadi tolak ukur dalam   yang bersinergi pada manajemen pemanfaatan sumber daya yang efisien dan energi terbarukan

Universitas Negeri Malang selalu berusaha untuk andil dalam optimalisasi menjaga lingkungan.  Banyak aspek  sustaibility yang penting untuk ditingkatkan seperti salah satunya adalah perlunya kebijakan yang resmi untuk pengelolaan energi ramah lingkungan. Selain itu perlunya pengaturan, pemetaan ruang, lahan untuk setiap denah UM. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk pemetaan terhadap area hijau, aplikasi efisiensi energi, dan smart building pada Universitas Negeri Malang untuk mendukung program UM Green Campus. Tujuan kedua adalah melakukan kajian terhadap pelaksanaan dan evaluasi pada program UM Green Campus. Tujuan ketiga adalah memberikan rekomendasi sebagai upaya untuk peningkatan kualitas program UM  Green Campus. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan oleh  Soraya Norma Mustika, ST., M.Sc dan tim mencoba untuk PEMETAAN DAN REKOMENDASI TERHADAP AREA HIJAU GREEN CAMPUS  2023.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Malang untuk memperoleh data spasial.    Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, survey, dan pengambilan    foto udara sebagai bahan data spasial.Data spasial diperoleh menggunakan menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk menangkap foto udara sebagai data grafik. Kejenihan penggunaan UAV, yaitu foto udara yang terlihat lebih rinci dan memiliki resolusi yang cukup tinggi.Namun memiliki kekurangan yakni tidak bisa menjangkau foto yang cukup luas sehingga perlu banyak foto yang akan digabung menjadi satu. Proses selanjutnya adalah proses stitching yang hasilnya adakah data spasial Universitas Negeri Malang secara keseluruhan dan detail. Sedangkan proses observasi langsung dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan yang real untuk  memberi tambahan informasi dari data spasial yang dihasilkan

Gambar. Hasil foto udara menggunakan UAV (Gambar Kiri) dan hasil gambar dari Google Maps (Gambar Kanan). Terlihat bahwa hasil foto udara menggunakan UAV lebih detail daripada Google Maps

SDG 7 Energi Bersih dan Terjangkau

Perancangan Bangunan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kawasan Wisata Pantai Gemah Tulungagung

Perancangan Bangunan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kawasan Wisata Pantai Gemah Tulungagung

Pantai Gemah termasuk dikatakan destinasi wisata yang baru di Tulungagung. Mulai dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) setempat pada tahun 2015, dan resmi sebagai objek wisata di Tulungagung pada 2017 (Dinas KOMINFO Jawa Timur, 2017). Pantai Gemah berada pada sisi selatan tepi jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa yang melintas wilayah selatan Tulungagung, tepatnya Desa Keboireng, Kecamatan Besuki. Pekerjaan proyek JLS yang menghubungkan jalan utama kecamatan (existing) menuju area pantai di Kecamantan Besuki menjadi faktor utama pesatnya pengunjung Pantai Gemah (DISKOMINFO JATIM, 2017). Akses yang mudah dijangkau oleh kendaraan motor hingga bus menjadi alasan kuat wisatawan berbondong – bondong mengunjungi Pantai Gemah, terlepas dari pesona alam yang disuguhkan. Berjalannya waktu peningkatan wisatawan dan pesatnya pengembangan kawasan wisata pantai menimbulkan limbah aktivitas pariwisata (Untari dkk, 2021). Namun begitu, jumlah wisatawan di Pantai Gemah yang tinggi tidak didukung dengan sistem pengelolaan sampah yang optimal untuk mendukung aktivitas pariwisata.

Menurut Windartianto (2019) pengolahan sampah hingga kini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, penimbunan di TPA 69%, dikubur 10%, daur ulang dan kompos 7%, dibakar 5%, dan 7% sisanya tidak dikelola. Windartianto dalam observasinya tahun 2018 menemukan bahwa pengelolaan sampah di Pantai Gemah dilakukan hanya dengan pembersihan manual (disapu ) kemudian selnjutnya di buang ke TPA. Kegiatan transportasi sampah menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Tulungagung oleh Dinas Lingkungan Hidup hanya mampu melayani 6 (enam) kecamatan yang berada di area perkotaan saja, dari total 19 Kecamatan di Tulungagung. Sedangkan kecamatan sisanya hanya pelayanan di fasilitas umum masyarakat (Radar Tulungagung, 2022). Pantai Gemah yang berlokasi jauh dari area perkotaan tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah oleh DLH. Oleh karena itu pengelolaan sampah di Pantai Gemah hingga kini belum terkondisikan dengan baik. Terlebih kawasan Pantai Gemah belum memiliki Tempat Pengelolaan Sampah secara terpadu (TPST) sehingga memperburuk kondisi pengelolaan sampah di Kawasan Wisata Pantai Gemah (Windartianto, dkk. 2019). Oleh karena pernyataan dan data diatas yang menjadi landasan dalam perancangan Tempat Pengeloaan Sampah terpadu di Pantai Gemah agar tercipta lingkungan wisata yang bersih, sehat, dan berwawasan lingkungan.

Menurut tampilan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kabupaten Tulungagung menerangkan bahwa komposisi sampah yang mendominasi adalah sampah sisa makanan dengan presentase 46% dari 100% sampah yang ada di kabupaten tulungagung, selebihnya terdapat sampah kayu/sejenis kayu 18%, sampah logam 11%, sampah kertas 7.5%, sampah kain 4.7%, sampah plastic 4.5%, sampah kaca 4%, dan 4.3% merupakan kategori sampah lain

SDG 11 Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan
Evaluasi Pencahayaan Alami Pada SMA Santo Albertus Dengan Simulasi Perangkat Lunak Velux Daylight Visualizer

Evaluasi Pencahayaan Alami Pada SMA Santo Albertus Dengan Simulasi Perangkat Lunak Velux Daylight Visualizer

Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kota Malang, SMA Katolik Santo Albertus merupakan salah satu sekolah bersejarah di Kota Malang. Sekolah yang didirikan pada tahun 1936 ini terletak di Jalan Talang nomor 1, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang. SMA Katolik Santo Albertus sendiri dikenal juga dengan nama SMA Dempo karena berhadapan dengan Jalan Dempo. Dengan sejarah panjangnya, terdapat sebuah permasalahan yang muncul karena desain sekolah yang masih sama seperti pada saat awal dibangun. Berdasarkan penelitian milik Costanzo, dkk (2018), ditemukan bahwa pada bangunan pendidikan dengan latar belakang desain bersejarah terdapat ketidaknyamanan visual berupa kurangnya tingkat pencahayaan di beberapa titik serta silau yang ditimbulkan akibat beberapa faktor seperti perubahan fungsi ruangan dan perbedaan tingkat pencahayaan yang cukup signifikan pada titik di dekat bukaan dengan titik yang lebih jauh dari bukaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Acosta, dkk (2015) dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat sangat banyak faktor bukaan yang memengaruhi pencahayaan alami mulai dari bentuk,  letak dan posisi bukaan dengan nilai yang dihasilkan. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa bukaan dengan bentuk persegi menghasilkan pencahayaan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk lain. Ukuran bukaan juga berpengaruh dimana pada penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran dan tingkat pencahayaan yang dihasilkan berbanding lurus kecuali pada daerah di dekat bukaan. Mengingat pada desain SMA Katolik Santo Albertus memiliki beberapa ruangan tertentu dengan bukaan persegi berukuran sangat besar, maka bukaan berpotensi tersebut dapat dikaji untuk mengetahui apakah konsep desain yang diterapkan masih layak dan dapat menyelesaikan permasalahan pada bangunan sebagai upaya konservasi energi serta menjaga kenyamanan visual dan memaksimalkan bangunan sebagai fungsinya.

Untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada SMA Katolik Santo Albertus, analisa akan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Velux Daylight Visualizer. Velux Daylight Visualizer sendiri merupakan sebuah perangkat lunak untuk melakukan analisis pencahayaan alami pada sebuah model yang telah dibuat.  Output dari Velux Daylight Visualizer berupa Daylight Factor (DF) atau Faktor Penerangan Alami Siang Hari (FPASH) dan Kuat Penerangan (E). Nilai Kuat Penerangan (E) akan menjadi indikator utama untuk menjawab bagaimana tingkat pencahayaan dan kenyamanan visual pada ruangan dengan merujuk nilai hasil simulasi yang dihasilkan dengan SNI 03-2396-2001 sebagai standard kenyamanan visual di Indonesia. untuk melakukan analisa, maka penulis perlu melakukan permodelan berdasarkan dengan gambar denah dan gambar potongan untuk menghasilkan model bangunan yang akurat. Setelah permodelan selesai dilakukan, maka proses analisa melalui aplikasi dapat dijalankan. Meskipun hasil simulasi didapat dari data yang terkontrol, data tersebut harus dicek kesesuaiannya dengan kondisi nyata. Untuk melakukan pengecekan tersebut, pendapat siswa sebagai pengguna ruangan akan menjadi data pendukung atau penyanggah sesuai dengan padanan hasil simulasi dan pendapat siswa. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh desain dan tata letak bangunan yang ada pada SMA Katolik Santo Albertus terhadap tingkat pencahayaan alami pada ruangan yang ada. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang tingkat pencahayaan alami pada ruangan sebagai pengguna.

SDG 11 Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan