Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kota Malang, SMA Katolik Santo Albertus merupakan salah satu sekolah bersejarah di Kota Malang. Sekolah yang didirikan pada tahun 1936 ini terletak di Jalan Talang nomor 1, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang. SMA Katolik Santo Albertus sendiri dikenal juga dengan nama SMA Dempo karena berhadapan dengan Jalan Dempo. Dengan sejarah panjangnya, terdapat sebuah permasalahan yang muncul karena desain sekolah yang masih sama seperti pada saat awal dibangun. Berdasarkan penelitian milik Costanzo, dkk (2018), ditemukan bahwa pada bangunan pendidikan dengan latar belakang desain bersejarah terdapat ketidaknyamanan visual berupa kurangnya tingkat pencahayaan di beberapa titik serta silau yang ditimbulkan akibat beberapa faktor seperti perubahan fungsi ruangan dan perbedaan tingkat pencahayaan yang cukup signifikan pada titik di dekat bukaan dengan titik yang lebih jauh dari bukaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Acosta, dkk (2015) dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat sangat banyak faktor bukaan yang memengaruhi pencahayaan alami mulai dari bentuk,  letak dan posisi bukaan dengan nilai yang dihasilkan. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa bukaan dengan bentuk persegi menghasilkan pencahayaan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk lain. Ukuran bukaan juga berpengaruh dimana pada penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran dan tingkat pencahayaan yang dihasilkan berbanding lurus kecuali pada daerah di dekat bukaan. Mengingat pada desain SMA Katolik Santo Albertus memiliki beberapa ruangan tertentu dengan bukaan persegi berukuran sangat besar, maka bukaan berpotensi tersebut dapat dikaji untuk mengetahui apakah konsep desain yang diterapkan masih layak dan dapat menyelesaikan permasalahan pada bangunan sebagai upaya konservasi energi serta menjaga kenyamanan visual dan memaksimalkan bangunan sebagai fungsinya.

Untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada SMA Katolik Santo Albertus, analisa akan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Velux Daylight Visualizer. Velux Daylight Visualizer sendiri merupakan sebuah perangkat lunak untuk melakukan analisis pencahayaan alami pada sebuah model yang telah dibuat.  Output dari Velux Daylight Visualizer berupa Daylight Factor (DF) atau Faktor Penerangan Alami Siang Hari (FPASH) dan Kuat Penerangan (E). Nilai Kuat Penerangan (E) akan menjadi indikator utama untuk menjawab bagaimana tingkat pencahayaan dan kenyamanan visual pada ruangan dengan merujuk nilai hasil simulasi yang dihasilkan dengan SNI 03-2396-2001 sebagai standard kenyamanan visual di Indonesia. untuk melakukan analisa, maka penulis perlu melakukan permodelan berdasarkan dengan gambar denah dan gambar potongan untuk menghasilkan model bangunan yang akurat. Setelah permodelan selesai dilakukan, maka proses analisa melalui aplikasi dapat dijalankan. Meskipun hasil simulasi didapat dari data yang terkontrol, data tersebut harus dicek kesesuaiannya dengan kondisi nyata. Untuk melakukan pengecekan tersebut, pendapat siswa sebagai pengguna ruangan akan menjadi data pendukung atau penyanggah sesuai dengan padanan hasil simulasi dan pendapat siswa. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh desain dan tata letak bangunan yang ada pada SMA Katolik Santo Albertus terhadap tingkat pencahayaan alami pada ruangan yang ada. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang tingkat pencahayaan alami pada ruangan sebagai pengguna.

SDG 11 Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan